Era digital menghadirkan tantangan yang luar biasa bagi gerakan perempuan berkemajuan. Perkembangan teknologi media yang canggih membawa perubahan fundamental dalam kehidupan manusia. Komunikasi di dunia maya, silaturahmi via digital, dan transaksi bisnis secara online mudah dilakukan tanpa mengharuskan kontak fisik langsung.
Kebutuhan referensi berupa buku, jurnal, dan kitab keagamaan bisa diperoleh dengan melalui perangkat internet, dan tidak mengharuskan dalam bentuk hard copy.
Seperti yang disampaikan oleh ketua PWA D.I. Yogyakarta Dr. Widiastuti, S.Ag., M.M. saat sesi wawancara, dalam keterangannya “Era digitalisasi telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di dalam masyarakat Indonesia.
Perempuan, sebagai bagian integral dari masyarakat, juga merasakan dampak dari transformasi ini”. Aisyiyah, sebagai salah satu organisasi perempuan terbesar di Indonesia yang bernaung di bawah Muhammadiyah, memiliki peran penting dalam mendukung pemberdayaan perempuan.
Dalam konteks digitalisasi, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi perempuan berkemajuan yang perlu diatasi.”
1. Akses terhadap Teknologi
Salah satu tantangan utama yang dihadapi perempuan adalah akses terhadap teknologi. Meskipun penetrasi internet di Indonesia terus meningkat, masih ada kesenjangan gender dalam hal akses.
Beberapa perempuan, terutama di daerah pedesaan, menghadapi keterbatasan dalam akses perangkat digital dan koneksi internet. Keterbatasan ini menghambat kemampuan mereka untuk memanfaatkan teknologi dalam pendidikan, bisnis, dan pengembangan diri.
2. Kemampuan Digital
Selanjutnya, kemampuan digital merupakan tantangan signifikan lainnya. Tidak semua perempuan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk menggunakan teknologi digital dengan efektif.
Pendidikan dan pelatihan dalam literasi digital penting untuk membantu perempuan agar mampu bersaing di era ini. Aisyiyah, dengan jaringan yang luas, dapat berperan dalam menyelenggarakan pelatihan dan workshop untuk meningkatkan keterampilan digital perempuan.
3. Partisipasi dalam Ekonomi Digital
Di era digital, muncul peluang baru di sektor ekonomi digital, seperti e-commerce, freelancing, dan startup. Namun, perempuan sering kali dihadapkan pada stereotip dan hambatan budaya yang menghalangi partisipasi mereka dalam ekonomi digital.
Terdapat stigma yang menyatakan bahwa perempuan seharusnya lebih fokus pada tugas domestik. Aisyiyah dapat berkontribusi dengan mengkampanyekan pentingnya peran perempuan dalam ekonomi digital dan mendukung inisiatif perempuan untuk berwirausaha.
4. Keamanan Digital
Keamanan di dunia maya juga merupakan tantangan yang signifikan. Perempuan sering kali menjadi target pelanggaran keamanan di internet, seperti pelecehan seksual daring dan cyber bullying.
Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan ketakutan bagi perempuan untuk beraktivitas secara daring. Aisyiyah perlu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk memberikan edukasi tentang keamanan digital dan menciptakan ruang yang aman bagi perempuan untuk berinteraksi secara online.
5. Representasi dalam ruang digital
Kurangnya representasi perempuan dalam ruang digital, baik dalam pembuatan konten maupun kepemimpinan di sektor teknologi, juga menjadi tantangan.
Perempuan sering kali terpinggirkan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan teknologi dan kebijakan digital. Aisyiyah dapat mendorong peningkatan partisipasi perempuan dalam berbagai bidang, termasuk STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), untuk memastikan suara dan perspektif perempuan diakomodasi.
Dalam konteks digitalisasi, tantangan yang dihadapi perempuan berkemajuan sangat kompleks. Aisyiyah sebagai salah satu organisasi yang berfokus pada pemberdayaan perempuan memiliki peran strategis untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Dengan demikian mengedukasi, memberdayakan, dan menciptakan lingkungan yang mendukung, Aisyiyah dapat membantu perempuan untuk mengoptimalkan potensi mereka di era digital. Melalui kolaborasi yang solid antara Aisyiyah, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan perempuan dapat berkontribusi secara maksimal dalam pembangunan bangsa di era digital ini.
Penulis
Mahasiswa UNISA kelas RPL
Posting Komentar