Pemalang-Intervensi spesifik menjadi salah satu upaya yang penting dilakukan dalam percepatan penurunan stunting di 12 provinsi prioritas. Intervensi gizi spesifik dilakukan untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan yang salah satunya dilakukan dengan penguatan kapasitas dan perilaku remaja. Sebagai calon pasangan, remaja perlu mendapatkan penguatan kapasitas dan perilaku agar memiliki pemahaman, kesadaran, dan perilaku yang positif sehingga memiliki status gizi dan kesehatan yang ideal. Status gizi dan kesehatan ideal dapat dilihat dari tinggi indeks massa tubuh dan lingkar lengan atas serta kadar Hb dalam darah untuk mengetahui kondisi anemia.
Hal inilah yang mendasari Penyuluh KB dan Duta Genre Kecamatan Belik ingin meningkatkan pengetahuan serta kesadaran remaja dengan mengadakan edukasi Gizi dan anemia pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Negeri 1 Belik pada tanggal 25 Juli 2024. Kegiatan ini dibuka oleh wakil Kepala Sekolah, Bapak Cipto dan diikuti oleh 288 rsiswa-siswi SMA Negeri 1 Belik.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Belik dalam hal ini diwakili Bapak Cipto selaku Wakil Kepala Sekolah dan mengampu bagian Kesiswaan dalam sambutannya mengatakan “ikuti kegiatan Ini Genting dengan baik agar siswa -siswi mendapat manfaat yang baik dan khususnya dapat mencegah stunting sejak usia remaja karena penanganan stunting memang harus dilakukan dari berbagai instansi”.Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat terjadi pada semua kelompok umur.
Remaja putri rentan menderita anemia dikarenakan siklus menstruasi setiap bulan. Anemia dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan produktivitas. Anemia pada remaja putri dapat berisiko pada saat hamil dan akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan serta berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan, bahkan menyebabkan kematian ibu dan anak,Ungkapnya.
Dalam upaya pencegahan stunting, Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan penurunan Stunting dan Peraturan BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Tahun 2021 – 2024 mengamanatkan untuk menjadikan remaja sebagai sasaran dalam percepatan penurunan stunting melalui peningkatan akses informasi dan edukasi serta pemberian tablet tambah darah. Melalui kebijakan tersebut pemerintah ingin memastikan remaja putri menerima layanan pemeriksaan status anemia (hemoglobin) dan mengonsumsi Tablet Tambah Darah/TTD yang pada 2024 cakupannya ditargetkan mencapai 58 persen.
Sebagaimana namanya “Implementasi Nyata Genre Cegah Stunting atau Ini Genting”, kegiatan edukasi ini perlu diikuti dengan aksi/kampanye/Gerakan nyata agar remaja usia 15 – 19 tahun yang menjadi sasaran tidak hanya meningkat pemahaman dan kesadarannya tetapi juga mau berperilaku positif.
Galih Prasongko dan Teguh Ujianti, Duta genre Kecamatan Belik menyampaikan “Yang dapat mengatur dan mengontrol pola makan adalah kita sendiri. Adapun pihak lain diluar diri merupakan komponen pendukung. Diri kita adalah pemeran utama dalam pengambilan keputusan atas apa yang kita konsumsi.(Red)
Posting Komentar