Banjarnegara - Mahasiswa KKN T-AKB Universitas Muhammadiyah Purwokerto kelompok 071 yang dibimbing oleh Dosen Fakultas Psikologi yaitu Ibu Valendra Granitha S.P, S.Si, M.A mengadakan kegiatan bersama dengan perwakilan dari setiap RT (Rukun Tangga) dalam acara pelatihan promosi dan inovasi produk untuk memajukan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) di Desa Pekandangan,Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara,minggu(29/8/2021).
Program kerja pelatihan terkait promosi dan inovasi produk karena berdasarkan hasil survei kebutuhan UMKM yang dilakukan mahasiswa KKN yang dipimpin oleh penanggung jawab bidang Kewirausahaan Tera Aghny Sani seorang mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan beberapa narasumber dari perangkat desa dan UMKM yang ada di Desa Pekandangan. Bahwa UMKM di Desa Pekandangan sangat banyak tetapi pemasaran masih dengan cara klasik hanya melalui WhatsApp dan masih kurang menarik dalam pengemasan produk.
Tera Aghny Sani menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan upaya menerapkan ilmu yang kami peroleh di bangku perkuliahan agar dapat berguna bagi masyarakat Pekandangan tentang bagaimana caranya promosi yang baik dan bagaimana cara menginovasi produk untuk meningkatkan pelanggan disaat perkembangan teknologi yang sangat pesat.
Selain kita melakukan pelatihan promosi dan inovasi produk, dari kami ada contoh inovasi produk yang belum ada di Desa Pekandangan yaitu Teh Kulit Salak yang memiliki manfaat berdasarkan hasil membaca jurnal yang ada, ungkap Tera Aghny Sani.
Ayu Samudra Puspita Sari mengatakan, bahwa produk olahan Kulit Salak menjadi Teh merupakan suatu upaya memanfaatkan limbah kulit salak yang kebanyakan orang menganggap tidak ada manfaat dari kulit salak. Dengan itu kami berinisiatif untuk melakukan pencarian jurnal dan beberapa referensi terlebih dahulu. Ditemukan berdasarkan referensi bahwa kulit salak mengandung antioksidan yang bagus untuk anti diabetes.
Setelah mencari manfaat dari kulit salak, kami melakukan uji coba dalam membuat Teh Kulit Salak dengan prosedurnya dimulai dari kulit salak dipisahkan dengan daging salak, di cuci kulit salak, dipotong-potong menjadi kecil, setelah itu di oven bisa juga di keringkan melalui cara manual dengan sinar matahari tetapi membutuhkan waktu yang lama, setelah kering di haluskan bisa ditumbuk juga bisa di blander tetapi disaranakan ditumbuk karena lebih halus, Setelah itu semua dimasukan dalam tea bag langsung bisa diseduh tanpa gula, ujar Ayu .
Ayu menambahkan walaupun sudah ada jurnal yang membuktikan adanya antioksidan di dalam kulit salak, perlu adanya uji laborat ke manusia, kalau inovasi produk dari kami mau dikembangkan di Desa Pekandangan.
Selain itu Pak Adi Setiawan S.Pd selaku kepala Desa Pekandangan menitipkan pesan bahwa berharap dengan adanya pelatihan dan produk dari kulit salak dapat dikembangkan dan diuji maka dari Pemerintah Desa akan mengangkat produk unggulan dari teh kulit salak sebagai ciri khas oleh-oleh Desa Pekandangan.(Red/KK)
Posting Komentar