Mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Purwokerto Gelar Pelatihan Hidroponik |
Kebumen- Mahasiswa KKN-T AKB 004 memberikan Pelatihan Hidroponik dan Penyerahan Instalasi Hidroponik Sistem NFT. Kegiatan ini ditujukan kepada ibu-ibu RT 004 RW 003 di halaman rumah Kepala Dusun Muntukdawung, Desa Rowokele. (Rabu, 18/8/ 2021).
Pelatihan hidroponik merupakan salah satu program unggulan oleh kelompok KKN-T AKB 004 Rowokele Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang didampingi oleh ibu Astika Nurul Hidayah selaku dosen pembimbing lapangan (dpl) dan di koordinir langsung oleh Fikri Rahmananda sebagai koordinator desa (kordes).
Bermula dari adanya Embung Bidadari yang menjadi bakal wisata Desa Rowokele, sehingga mahasiswa memperkirakan saat sayur hidroponik panen bisa menambah daya tarik pengunjung untuk datang ke wisata tersebut, “harapannya sembari pengunjung berekreasi, juga bisa belajar kepada warga lokal yang sudah mengikuti pelatihan hidroponik tentang tata cara menanamnya,” ujar Ardha Haya selaku Mahasiswa KKN-T AKB 004 Desa Rowokele dan koordinator pelatihan.
Ardha Haya menjelaskan melihat antusiasme warga dalam menanam berbagai tanaman di wilayah embung membuat mahasiswa berkeinginan untuk memberikan pengetahuan terkait tata cara menanam hidroponik dengan biaya terjangkau.
Ada dua jenis pelatihan hidroponik yang dilakukan, yaitu pelatihan hidroponik dengan Wick System dan metode Nutrient Film Technique (NFT). Metode Wick System merupakan metode sederhana yang bisa dipraktikan oleh tiap warga dirumahnya masing-masing karena tidak membutuhkan biaya yang besar dan lahan yang dibutuhkan relatif sedikit karena hanya menggunakan media botol plastik dan bahan lainnya seperti kain flanel sebagai sumbu pengalir, nutrisi tanaman, dan bibit tanaman yang sudah dikembangkan pada media rockwool, ungkap Ardha.
Ardha menambahkan metode selanjutnya adalah Nutrient Film Technique (NFT). Metode ini merupakan metode budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi, dan oksigen dengan lahan yang relatif kecil.
Biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan metode NFT relatif mahal hingga mencapai Rp. 500.000,- karena harus membuat instalasi khusus sebagai media pertumbuhan tanaman, serta dibutuhkan air yang mengalir dengan sirkulasi yang teratur agar tumbuhan tidak kekurangan nutrisi, ujar Ardha.(Red/KK)
Posting Komentar