MALANG – Sejak kehadiran pengembang property nasional Ciputra Group, warga kota Militer ini menjadi kaya mendadak gara-gara tanah. Warga di kawasan Buring, Kecamatan Kedungkandang, Malang, Jatim memanen berkah yang tidak pernah diduga kedatangannya.
Pada awal tahun 2015, harga tanah di kawasan ini masih berkisar 1 juta per meter, namun semenjak adanya proyek ini harga tanah merambah naik hingga Rp.3,7 juta per meter. Tidak hanya warga sekitar proyek yang merasakan cipratan rezeki tersebut, namun Mulai dari Dusun Baran, Buring, sampai ke Kelurahan Wonokoyo dan Tlogowaru harga tanahnya pun ikut terseret naik.
Hal inilah yang menyebabkan sejumlah warga Buring dan sekitarnya menjadi kaya mendadak. Momentum tersebut dimanfaatkan warga lainnya dengan menjual lahannya ke pengembang maupun ke mafia tanah. Hal ini terbukti dari salah satu warga yang kini menjadi kaya mendadak yaitu keluarga Nur Yasin, warga Buring yang kini telah menjual lahannya hingga 8 ribu meter persegi dengan nominal 1 juta permeter, dan itu artinya keluarga tersebut sudah mendapatkan uang 8 miliar.
”Tahun 2015 lalu, waktu itu pengembang baru masuk dan lokasi tanah milik ayah saya sangat strategis di pinggir jalan,” kata Nur Yasin ketika ditemui di rumahnya kemarin.
Menurutnya mayoritas tanah yang berdekatan dengan proyek Cipura Group itu sudah dilepas ke pengembang. Warga disana beranggapan bahwa inilah kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan menjual lahannya. Karena sejak tahun 1991 hingga 2013, kenaikan harga tanah di lokasi strategis cukup landai.
Misalnya pada tahun 1991, harga tanah saat itu Rp.1.500, lalu naik secara perlahan hingga mencapai Rp.400 Ribu per meter pada tahun 2013. Namun semenjak kehadirannya harga tanah menjadi naik drastis yang membuat warganya sangat girang mendengar informasi tersebut. Sebagian ada yang dijual langsung ke pengembang, tapi ada pula yang ke spekulan tanah.
”Kebanyakan mereka jual, setelah itu uang yang mereka dapat digunakan membangun rumah lagi. Dan untuk membeli tanah di tempat lain yang lebih luas,” terang pria yang juga pengasuh pesantren ini.
Hal ini pula yang disampaikan oleh M. Iqbal yang kini menjabat ketua RT 01 RW 09 Kelurahan Buring yang mengaku sangat diuntugkan dengan adanya perumahan Citra Garden City.
Menurutnya yang juga merupakan pengusaha jual beli tanah ini dalam hitungan setahun harga tanah naik besar sekali. Seperti yang terjadi pada tahun 2014 lalu ia telah membeli rumah dengan tipe 54 hanya dengan harga Rp.250 juta. Namun kini sudah merangkak naik hingga Rp.700 Juta. ”Ini sudah murah, karena kalau beli ke pengembang, bisa mencapai satu miliar,” jelas alumnus Institut Teknologi Nasional (ITN) tersebut.
Menurut Iqbal dari tahun ke tahun tanah di daerahnya mengalami kenaikan yang sangat drastic. Tapi kenaikan tersebut terjadi setelah adanya pembangunan perumahan Citra Garden City yang sedang butuh lahan seluas seratus hektare. ”Saya pada 1995 membeli rumah Cuma Rp 54 juta dengan luas 170 meter.
”Ini ada orang punya sembilan rumah, tapi tidak ada yang ditempati, tidak tahu orang mana,” tandas dia.
Lalu, wajarkah adanya kenaikan harga tersebut? Kepala Dinas Pendapatan Daerah Ade Herawanto menyebutkan, nilai jual objek pajak (NJOP) tanah di kawasan Buring memang di atas Rp 1 juta. Tepatnya kisaran harga Rp 1,3 juta hingga Rp 1,7 juta.
Angka tersebut disesuaikan dengan kondisi dan lokasi tanah. Jika berada di dalam proyek perumahan, tentu harganya jauh lebih tinggi. ”Tapi yang tanah kosong (agak jauh dari proyek) mulai dari harga Rp 300 ribu per meternya,” kata Ade.
Melangitnya harga tanah di kawasan Buring tersebut, ternyata tidak mempengaruhi penjualan rumah di Citra Garden City. Bahkan, manajemen Citra Garden mengklaim, penjualan rumah dan tanah tetap tinggi.
Sampai sekarang kavling tanah yang sudah terjual ke customer kisaran 400 titik. Hal ini disebabkan karena perumahan ini selain menjual rumah, juga menjual tanah saja. ”Sudah dua kali kita lakukan penjualan, setiap tahapnya selalu sold out,” ujar Marketing Manager Citra Garden City Malang Paulina Puspitasari, kemarin.
Dia mengakui, harga tanah memang kisaran Rp 3,5 juta hingga Rp 3,7 juta per meternya.
Menurutnya ”Harga ini tentu sepadan jika dibandingkan dengan nilai investasi yang sangat menjanjikan ketika masyarakat membeli tanah di sekitar kawasan Buring,”
Prospek menjanjikan ini, menurut Sari, tidak lepas dari rencana pembangunan tata ruang Kota Malang. Karena sesuai rencana kota akan ada tol Mapan (Malang-Pandaan) maupun megaproyek Jembatan Kedungkandang, Islamic Center, hingga sport center yang semuanya dibangun di kawasan Kedungkandang. (iik/riq/c1/abm/sam/jpnn)
Rezeki tidak pernah diduga kedatangannya, proyek perumahan Citra Garden City yang dibangun dikawasan tersebut membuat harga tanah mengalami naik gila-gilaan.
Pada awal tahun 2015, harga tanah di kawasan ini masih berkisar 1 juta per meter, namun semenjak adanya proyek ini harga tanah merambah naik hingga Rp.3,7 juta per meter. Tidak hanya warga sekitar proyek yang merasakan cipratan rezeki tersebut, namun Mulai dari Dusun Baran, Buring, sampai ke Kelurahan Wonokoyo dan Tlogowaru harga tanahnya pun ikut terseret naik.
Hal inilah yang menyebabkan sejumlah warga Buring dan sekitarnya menjadi kaya mendadak. Momentum tersebut dimanfaatkan warga lainnya dengan menjual lahannya ke pengembang maupun ke mafia tanah. Hal ini terbukti dari salah satu warga yang kini menjadi kaya mendadak yaitu keluarga Nur Yasin, warga Buring yang kini telah menjual lahannya hingga 8 ribu meter persegi dengan nominal 1 juta permeter, dan itu artinya keluarga tersebut sudah mendapatkan uang 8 miliar.
”Tahun 2015 lalu, waktu itu pengembang baru masuk dan lokasi tanah milik ayah saya sangat strategis di pinggir jalan,” kata Nur Yasin ketika ditemui di rumahnya kemarin.
Menurutnya mayoritas tanah yang berdekatan dengan proyek Cipura Group itu sudah dilepas ke pengembang. Warga disana beranggapan bahwa inilah kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan menjual lahannya. Karena sejak tahun 1991 hingga 2013, kenaikan harga tanah di lokasi strategis cukup landai.
Misalnya pada tahun 1991, harga tanah saat itu Rp.1.500, lalu naik secara perlahan hingga mencapai Rp.400 Ribu per meter pada tahun 2013. Namun semenjak kehadirannya harga tanah menjadi naik drastis yang membuat warganya sangat girang mendengar informasi tersebut. Sebagian ada yang dijual langsung ke pengembang, tapi ada pula yang ke spekulan tanah.
”Kebanyakan mereka jual, setelah itu uang yang mereka dapat digunakan membangun rumah lagi. Dan untuk membeli tanah di tempat lain yang lebih luas,” terang pria yang juga pengasuh pesantren ini.
Hal ini pula yang disampaikan oleh M. Iqbal yang kini menjabat ketua RT 01 RW 09 Kelurahan Buring yang mengaku sangat diuntugkan dengan adanya perumahan Citra Garden City.
Menurutnya yang juga merupakan pengusaha jual beli tanah ini dalam hitungan setahun harga tanah naik besar sekali. Seperti yang terjadi pada tahun 2014 lalu ia telah membeli rumah dengan tipe 54 hanya dengan harga Rp.250 juta. Namun kini sudah merangkak naik hingga Rp.700 Juta. ”Ini sudah murah, karena kalau beli ke pengembang, bisa mencapai satu miliar,” jelas alumnus Institut Teknologi Nasional (ITN) tersebut.
Menurut Iqbal dari tahun ke tahun tanah di daerahnya mengalami kenaikan yang sangat drastic. Tapi kenaikan tersebut terjadi setelah adanya pembangunan perumahan Citra Garden City yang sedang butuh lahan seluas seratus hektare. ”Saya pada 1995 membeli rumah Cuma Rp 54 juta dengan luas 170 meter.
Kalau sekarang laku Rp 700 juta,” imbuh pria yang juga penghobi keris ini.
Iqbal menambahkan “Banyak prospek dalam segi investasi, kebanyakan yang punya rumah di kawasan ini memang untuk investasi dan pembelian rumah baru ke perusahaan tersebut ya sebagian besar untuk investasi”
Iqbal menambahkan “Banyak prospek dalam segi investasi, kebanyakan yang punya rumah di kawasan ini memang untuk investasi dan pembelian rumah baru ke perusahaan tersebut ya sebagian besar untuk investasi”
”Ini ada orang punya sembilan rumah, tapi tidak ada yang ditempati, tidak tahu orang mana,” tandas dia.
Lalu, wajarkah adanya kenaikan harga tersebut? Kepala Dinas Pendapatan Daerah Ade Herawanto menyebutkan, nilai jual objek pajak (NJOP) tanah di kawasan Buring memang di atas Rp 1 juta. Tepatnya kisaran harga Rp 1,3 juta hingga Rp 1,7 juta.
Angka tersebut disesuaikan dengan kondisi dan lokasi tanah. Jika berada di dalam proyek perumahan, tentu harganya jauh lebih tinggi. ”Tapi yang tanah kosong (agak jauh dari proyek) mulai dari harga Rp 300 ribu per meternya,” kata Ade.
Melangitnya harga tanah di kawasan Buring tersebut, ternyata tidak mempengaruhi penjualan rumah di Citra Garden City. Bahkan, manajemen Citra Garden mengklaim, penjualan rumah dan tanah tetap tinggi.
Di perumahan ini, rumah yang sudah terbangun baru sekitar belasan.
Sampai sekarang kavling tanah yang sudah terjual ke customer kisaran 400 titik. Hal ini disebabkan karena perumahan ini selain menjual rumah, juga menjual tanah saja. ”Sudah dua kali kita lakukan penjualan, setiap tahapnya selalu sold out,” ujar Marketing Manager Citra Garden City Malang Paulina Puspitasari, kemarin.
Dia mengakui, harga tanah memang kisaran Rp 3,5 juta hingga Rp 3,7 juta per meternya.
Menurutnya ”Harga ini tentu sepadan jika dibandingkan dengan nilai investasi yang sangat menjanjikan ketika masyarakat membeli tanah di sekitar kawasan Buring,”
Prospek menjanjikan ini, menurut Sari, tidak lepas dari rencana pembangunan tata ruang Kota Malang. Karena sesuai rencana kota akan ada tol Mapan (Malang-Pandaan) maupun megaproyek Jembatan Kedungkandang, Islamic Center, hingga sport center yang semuanya dibangun di kawasan Kedungkandang. (iik/riq/c1/abm/sam/jpnn)
Posting Komentar