Pemilihan Gubernur DKI Jakarta memang masih tahun depan, namun gemuruh banyaknya calon gubernur DKI Jakarta yang bermunculan membuat para netizen banyak berkicau di dunia maya dan dunia nyata. Salah satu calon gubernur DKI Jakarta yang di kabarkan tengah ada keniatan untuk menyalonkan diri adalah Ridwan Kamil.
Kang Emil begitu dia di sapa setiap harinya belum memutuskan untuk maju dalam pilgub DKI 2017. Namun, Wali Kota Bandung ini mmbantah perihal dirinya yang takut menghadapi incumbent Ahok, ia mengaku tak takut dengan Ahok meskipun memiliki elektabilitas di ibukota hanya saja masih banyak hal yang perlu di pertimbangkan.
Namun Sekjen Partai Persatuan Indonesia (Perindo) DKI Jakarta, Ramdan Alamsyah
memprediksikan, jika Wali Kota Bandung Ridwan Kamil maju dalam
Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2017, ia diyakini akan berhasil
mengalahkan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Ramdan menuturkan, Kang Emil ini merupakan sosok pemimpin yang dikenal santun, serta tidak pernah menyakiti orang lain dalam menjalankan roda pemerintahannya. Sehingga, hal itu akan menjadi nilai tambah untuk maju sebagai orang nomor satu di Ibu Kota.
"Apalagi saat ini mayoritas pemilih di DKI Jakarta adalah anak muda. Oleh karenanya, Ridwan Kamil akan sangat berpotensi untuk mengambil simpati publik Ibu Kota, lantaran dekat dengan anak muda." ujarnya
"Partai Perindo melihat sosok Ridwan Kamil taat administratif, mampu merangkul semua golongan sehingga menganggap pilihan tepat untuk menjabat Gubernur DKI,"imbuhnya.
Ketika kang Emil ini ditemui usai rapat terbatas bersama Presiden di Istana Negara, ia sempat berujar "Saya mah nggak pernah takut. Waktu Pilkada di Kota Bandung ya saya mulai dengan 6 persen melawan incumbent 30 persen,". "Kalau takut melihat statistik saya nggak maju. Ah iseng-iseng berhadiah euy. Jadi di akhir proses (Pilkada Bandung), saya 45 persen, incumbent turun 17 persen. Jadi bukan soal takut nggak takut," tambahnya perihal elektabilitas Ahok tersebut.
Hingga saat ini Kang Emil mengaku masih mengkaji kemungkinan untuk maju sebagai calon gubernur di DKI Jakarta, salah satu yang paling banyak menyita pikirannya adalah soal sisa masa jabatan yang masih ada di Bandung. Ia tidak ingi jika masa jabatannya yang tersisa akan menjadi sebuah masalah baru.
Jadi belum ada keputusan yang pasti mengenai pencalonan dirinya, "Jadi semua yang meminta bertemu saya datangi, saya dengarkan aspirasinya. Warga Bandung yang menolak juga saya dengerin, saya denger argumentasinya. Itu lagi proses," papar wali kota santun itu.
Tak hanya itu, Kang Emil juga mengaku sudah bertemu dengan beberapa tokoh partai untuk membicarakan soal Pilgub DKI. Mulai dari Prabowo, Aburizal Bakrie, DPP PKS dan lainnya. Tapi Emil belum memutuskan, karena masih ingin menuntaskan akhir masa jabatan di Bandung.
"Nah makanya masukan saya ke Mendagri kalau bisa Pilkada itu benar-bener serentak, suapaya kami-kami ini startnya sama berakhirnya juga sama," ujarnya.
"Jadi nggak ada dilema-dilema kurang setahun (nggak ada). Harusnya semua sama, karena ini menjadi dilema saya. Kalau saya maju saya belum selesai di Bandung kan. Ini yang jadi problem moral saya," tambah wali kota yang juga arsitek itu.
Ramdan menuturkan, Kang Emil ini merupakan sosok pemimpin yang dikenal santun, serta tidak pernah menyakiti orang lain dalam menjalankan roda pemerintahannya. Sehingga, hal itu akan menjadi nilai tambah untuk maju sebagai orang nomor satu di Ibu Kota.
"Apalagi saat ini mayoritas pemilih di DKI Jakarta adalah anak muda. Oleh karenanya, Ridwan Kamil akan sangat berpotensi untuk mengambil simpati publik Ibu Kota, lantaran dekat dengan anak muda." ujarnya
"Partai Perindo melihat sosok Ridwan Kamil taat administratif, mampu merangkul semua golongan sehingga menganggap pilihan tepat untuk menjabat Gubernur DKI,"imbuhnya.
Ketika kang Emil ini ditemui usai rapat terbatas bersama Presiden di Istana Negara, ia sempat berujar "Saya mah nggak pernah takut. Waktu Pilkada di Kota Bandung ya saya mulai dengan 6 persen melawan incumbent 30 persen,". "Kalau takut melihat statistik saya nggak maju. Ah iseng-iseng berhadiah euy. Jadi di akhir proses (Pilkada Bandung), saya 45 persen, incumbent turun 17 persen. Jadi bukan soal takut nggak takut," tambahnya perihal elektabilitas Ahok tersebut.
Hingga saat ini Kang Emil mengaku masih mengkaji kemungkinan untuk maju sebagai calon gubernur di DKI Jakarta, salah satu yang paling banyak menyita pikirannya adalah soal sisa masa jabatan yang masih ada di Bandung. Ia tidak ingi jika masa jabatannya yang tersisa akan menjadi sebuah masalah baru.
Jadi belum ada keputusan yang pasti mengenai pencalonan dirinya, "Jadi semua yang meminta bertemu saya datangi, saya dengarkan aspirasinya. Warga Bandung yang menolak juga saya dengerin, saya denger argumentasinya. Itu lagi proses," papar wali kota santun itu.
Tak hanya itu, Kang Emil juga mengaku sudah bertemu dengan beberapa tokoh partai untuk membicarakan soal Pilgub DKI. Mulai dari Prabowo, Aburizal Bakrie, DPP PKS dan lainnya. Tapi Emil belum memutuskan, karena masih ingin menuntaskan akhir masa jabatan di Bandung.
"Nah makanya masukan saya ke Mendagri kalau bisa Pilkada itu benar-bener serentak, suapaya kami-kami ini startnya sama berakhirnya juga sama," ujarnya.
"Jadi nggak ada dilema-dilema kurang setahun (nggak ada). Harusnya semua sama, karena ini menjadi dilema saya. Kalau saya maju saya belum selesai di Bandung kan. Ini yang jadi problem moral saya," tambah wali kota yang juga arsitek itu.
"Partai Perindo memang tidak dapat mengusung, tapi Partai Perindo berkomitmen mendukung Ridwan Kamil. Kami telah memanaskan mesin partai hingga kepengurusan tingkat RT dan RW dengan basis massa yang jelas. Kita berharap Ridwan Kamil membawa perubahan positif bagi pembangunan Jakarta dengan bersinergi bersama wakil rakyatnya," pungkas pengacara beken in
Saat ini, kata Emil, ia terus berkomunikasi dengan pihak yang mendukungnya "hijrah" ke Ibu Kota ataupun kelompok masyarakat yang memintanya tetap di Bandung.
Sampai saat ini penjajakan juga dilakukan dengan Partai Gerindra, Golkar, dan PKS.
Dikutip dari berbagai sumber.
Posting Komentar